Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 10

Baca Mazmur 10

Mazmur 9 adalah kesaksian pribadi Daud. Ia berbicara sedikit tentang aniaya yang dihadapi (ay.14), tetapi terutama ia mengucap syukur karena orang-orang jahat akan mendapat hukuman karena “Tuhan . . . menjalankan penghakiman” (ay.17). Tema penganiayaan terhadap orang tak bersalah kembali muncul dalam Mazmur 10. Namun, di sini penulis (kemungkinan Daud) menerapkan apa yang telah dikatakannya bukan hanya untuk situasi yang dihadapinya sendiri tetapi juga untuk semua orang yang miskin dan tertindas akibat dosa orang-orang fasik.

Ketika kita tak lagi mempercayai Allah yang Mahatahu, kita akan mudah tergoda untuk ikut berbuat jahat pula.

Itu sebabnya penting untuk membaca Mazmur 9 dan 10 bersamaan. Dalam Septuaginta atau terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, Mazmur 9 dan 10 dijadikan satu. Lagipula, tidak ada keterangan pembuka pada awal Mazmur 10 (misalnya: “Untuk pemimpin biduan”). Jadi, tampaknya Mazmur 10 merupakan lanjutan dari pasal 9.

Mazmur 10 menggambarkan karakter dan perbuatan orang fasik. Mazmur ini menceritakan perbuatan jahat mereka yaitu memanfaatkan “orang yang tertindas” (ay.2). Orang-orang lemah kadang terperangkap dalam rencana jahat mereka, lalu dianiaya, bahkan dibunuh. Dalam Mazmur 1, pasal pembuka dari seluruh kitab Mazmur, kita melihat perbedaan tajam orang fasik dan orang benar. Bukan hanya “menista Tuhan” (10:3), orang-orang fasik juga menganiaya umat Allah yang tidak bersalah, tertindas, dan terinjak (ay.8,12,18).

Perbuatan orang fasik yang penuh kekerasan berasal dari kebencian mereka terhadap Allah dan hukum-hukum-Nya. Mereka tidak merasa perlu takut akan penghakiman yang akan datang. Pikir mereka, “Allah melupakannya” (ay.11). Ketika kita tak lagi mempercayai Allah yang Mahatahu, kita akan mudah tergoda untuk ikut berbuat jahat pula.

Rasul Paulus mengutip Mazmur 10:7 dalam Roma 3:14 sebagai bukti bahwa “semua orang telah berdosa” (3:23). Mazmur 10 bukan sekadar gambaran kalangan orang bejat, tetapi juga karakteristik seluruh umat manusia yang telah jatuh dalam dosa.

Masalahnya, terkadang Allah seolah diam tanpa berbuat apa-apa ketika orang jahat beraksi (ay.1). Namun, pada akhir keluhan tentang orang fasik ini, Daud mengingatkan kita untuk berdoa, memohon agar Allah tidak melupakan orang yang tertindas (ay.12). Ia mengajak kita untuk terus mempercayai Allah, karena pada akhirnya Tuhan akan mendengar dan membela umat-Nya (ay.17-18).


Renungkan:

Berdasarkan Mazmur 9 dan 10, bagaimana Anda menjawab pertanyaan, “Mengapa Allah bersembunyi pada masa kesesakan?”

Daud menyebut Tuhan sebagai penolong bagi anak yatim (Mazmur 10:14). Mengapa gambaran ini tepat bagi umat Allah yang menderita?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi