Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 34

Baca Mazmur 33

Nyanyian pujian ibarat sebuah iklan. Iklan memberitahukan keunggulan suatu produk dan mengapa kita perlu membelinya. Demikian pula puji-pujian menjabarkan sekaligus “mempromosikan” kemuliaan Allah, mengumumkan serta merayakan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib.

Kita patut memuji Tuhan karena “segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan”

Ada mazmur yang hanya berisi perintah untuk memuji Alah (cth. Mazmur 150), tetapi umumnya mazmur juga menyampaikan alasan mengapa Allah layak dipuji. Saat menyanyi, kita mewartakan karakter dan perbuatan Allah. Ini tampak dalam Mazmur 33.

Mazmur 33 tidak memiliki judul, maka kemungkinan ini adalah lanjutan dari pasal sebelumnya. Mazmur 32 berakhir dengan seruan, “Bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!” (ay.11), sedangkan Mazmur 33 diawali dengan, “Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam Tuhan!”

Mazmur 33 disusun dengan sangat teliti. Dalam bahasa Ibrani, mazmur ini terdiri dari 161 kata. Yang paling tengah, yaitu kata ke-81, berbunyi, “Berbahagialah” (ay.12). Mazmur 33 menjelaskan mengapa umat Allah berbahagia dan patut menyanyikan nyanyian baru bagi Dia (ay.3).

Kita patut memuji Tuhan karena “segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan” (ay.4). Dengan kata lain, segala sesuatu yang Allah kerjakan adalah untuk kebaikan mereka yang percaya kepada-Nya. Kita bersukacita sebab “bumi penuh dengan kasih setia Tuhan” (ay.5). Lewat karya Kristus, umat Kristen kini tahu lebih banyak tentang panjang dan lebar-Nya kasih Bapa bagi kita dibandingkan pengetahuan orang Israel kuno. Kita menyanyi karena Allah menjaga umat-Nya. Sama seperti kuasa firman-Nya mengendalikan samudra, demikian juga Dia menguasai dan mengendalikan bangsa-bangsa. Mereka mungkin bersekutu melawan Tuhan dan umat-Nya, tetapi kita aman dalam Dia (ay.10-11).

Dua kali pemazmur mengatakan bahwa Tuhan melihat segala sesuatu (ay.13-15). Allah memperhatikan segala sesuatu yang dikerjakan oleh setiap orang. Mata yang sama mengawasi semua orang “yang berharap akan kasih setia-Nya” (ay.18-20). Di antara dua bagian tersebut, ada sebuah jaminan: Allah yang melihat dari surga itu, Dialah yang layak dipercaya, bukan bala tentara atau kekuatan manusia (ay.16-17).

Siapakah orang-orang yang bernyanyi dengan sukacita ini? Mereka adalah umat milik-Nya (ay.12). Seluruh rencana Allah yang ajaib berisi berkat-berkat yang kelak dicurahkan-Nya kepada umat-Nya, yakni mereka yang “takut akan Dia . . . yang berharap akan kasih setia-Nya” (ay.18).

Rasa takut dan kasih akan Allah tidaklah bertentangan, melainkan seperti dua sisi pada sekeping koin. Setiap orang yang percaya kepada Allah yang luar biasa memiliki dua aspek tersebut.


Renungkan:

Bacalah kembali Mazmur 33 dan cermati semua alasan yang ada untuk memuji Tuhan dengan penuh sukacita.

Ayat 18 mengatakan bahwa mata Tuhan mengamati setiap orang yang takut akan Dia dan yang mengalami kasih-Nya. Bagaimana rasa takut dan kasih akan Allah bisa berjalan beriringan dan saling melengkapi dalam hubungan kita dengan Dia?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi