Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 20

Baca Mazmur 20

Perjanjian Baru menasihatkan kita untuk mendoakan para pemimpin agar hidup kita damai dan tenang (1 Timotius 2:2). Memang, Alkitab menyatakan bahwa kesejahteraan suatu bangsa terkait erat dengan pemerintahannya. Di bawah kepemimpinan yang lemah atau korup, negara akan sulit berkembang, tetapi pemerintahan yang adil dan kompeten menghasilkan ketenteraman dan kemakmuran.

Raja kita akan turun bertempur sekali lagi, dan dengan memimpin tentara surga “Ia menghakimi dan berperang dengan adil”

Mazmur 20 berbicara tentang hubungan antara raja—seorang yang diurapi Tuhan—dan rakyatnya. Mazmur ini diawali dengan doa rakyat bagi keamanan dan keberhasilan raja mereka (ay.2-5) yang tampaknya akan pergi berperang (ay.6). Mereka mendoakannya karena kemenangan raja juga menjadi kemenangan rakyat. Ketika Tuhan mendengar doa-doa mereka dan mengaruniakan keberhasilan kepada raja (ay.5), seluruh bangsa pun bersukacita sebab mereka akan “bangun berdiri dan tetap tegak” (ay.9).

Ayat 7 berisi tanggapan sang raja atas doa rakyatnya. Ia yakin bahwa Allah akan memberikan keberhasilan kepada orang yang diurapi-Nya. Dalam Mazmur 2, kita telah membaca tentang orang yang diurapi Tuhan, atau mesias. Allah mengangkatnya sebagai penguasa umat-Nya dan menjamin kemenangannya atas musuh-musuh (Mazmur 20:7-9). Meskipun mazmur ini ditulis tentang Raja Daud, penggenapannya yang sejati terjadi pada keturunannya, yaitu Tuhan Yesus. “Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya” (20:7) menubuatkan bagaimana Allah melindungi Yesus dan akhirnya memberi Dia segala kuasa (Matius 28:18).

Pada akhir mazmur, umat mengumandangkan kepercayaan mereka pada kuasa Allah, bukan pada kekuatan manusia (Mazmur 20:8).

Nyanyian-nyanyian dalam kitab Wahyu, seperti Mazmur 20, merayakan sukacita kemenangan raja. Namun, sang Raja sejati, yaitu Yesus, memenangi pertempuran-Nya dengan cara disembelih. Orang-orang kudus di surga bersukacita karena mereka turut menikmati kemenangan-Nya; “Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi” (Wahyu 5:10).

Raja kita akan turun bertempur sekali lagi, dan dengan memimpin tentara surga “Ia menghakimi dan berperang dengan adil” (Wahyu 19:11-18). Karena Dialah yang diurapi Tuhan, kita tahu bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepada Raja ini (Mazmur 20:10). Dia akan menjawab ketika kita berseru dalam doa, “Datanglah, ya Tuhan Yesus.”


Renungkan:

Bagaimana seharusnya kita mendoakan para pemimpin yang ditempatkan Tuhan atas kita?

Apa saja “kuda dan kereta” yang bisa mengalihkan kepercayaan kita dari “nama Tuhan, Allah kita” (Mazmur 20:8)?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi