Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 11

Baca Mazmur 11

Jika nyawa Anda terancam karena iman, kapan Anda harus bertahan dan kapan harus melarikan diri? Saat Rasul Paulus menghadapi bahaya, terkadang ia meloloskan diri (Kisah Para Rasul 17:10), tetapi adakalanya ia memilih untuk tetap tinggal dan menanggung penderitaan (21:10-14). Diperlukan hikmat untuk memutuskan tetap bertahan atau lari. Paulus memutuskan dengan pertimbangan mana yang lebih strategis bagi pengabaran Injil. Namun, Daud melihatnya sebagai kesempatan untuk mengungkapkan kepercayaannya pada kuasa dan perlindungan Allah.

Hari ini, jangan patah semangat, karena mata Allah mengawasi kita, Dia akan menyatakan keadilan pada saat yang tepat.

Dalam Mazmur 10, Daud mengutarakan penistaan orang fasik terhadap Allah sekaligus menyatakan keyakinannya bahwa Tuhan akan melindunginya dari serangan mereka. Kini, di Mazmur 11 kita kembali melihat alasan di balik teguhnya iman Daud kepada Allah.

Mazmur ini diawali dengan perkataan Daud yang menolak nasihat untuk melarikan diri dari musuh. Kita tidak tahu persis peristiwanya, yang jelas Daud sekali lagi berada dalam bahaya. Ia disuruh melarikan diri dan bersembunyi karena situasinya sangat terjepit (Mazmur 11:1). Daud bahkan diperingatkan bahwa begitu musuh-musuh mulai bertindak, “apakah yang dapat dibuat oleh orang benar?” (ay.3). Tentu ada saatnya ketika hikmat menuntun Daud untuk melarikan diri (mis. 1 Samuel 20; 2 Samuel 15), tetapi bukan karena ia kehilangan keyakinan pada kuasa dan kasih Allah. Dalam kasus ini, nasihat yang diberikan kepada Daud tidak mengungkapkan iman kepada Allah yang mahakuasa, dan ia berhak menolaknya.

Pada paruh kedua, Daud bermazmur tentang kuasa Allah yang sanggup menjaga umat-Nya. Karena “takhta-Nya di sorga” (Mazmur 11:4), Dia melihat segala sesuatu yang terjadi. Orang-orang mungkin menganggap Daud berada dalam bahaya besar, tetapi kenyataannya, justru musuhnyalah—yang juga adalah musuh-musuh Allah—yang berada dalam bahaya lebih besar. Betapa ngerinya murka Allah (ay.6).

Daud melihat bahwa Allah sangat membenci orang fasik (ay.5). Namun, bukankah Allah mengasihi setiap manusia? Ya, dan tangan-Nya selalu terbuka mengundang orang-orang berdosa untuk kembali kepada-Nya (lihat 4:5-6). Akan tetapi, barangsiapa bersikukuh dalam kejahatan akan menghadapi murka-Nya yang menakutkan (11:5-6).

Hari ini, jangan patah semangat, karena mata Allah mengawasi kita, Dia akan menyatakan keadilan pada saat yang tepat.


Renungkan:

Bagaimana cara membedakan waktu yang tepat untuk melarikan diri dari aniaya, dan kapan harus bertahan menghadapinya?

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu” (Yohanes 15:18). Mengapa Yesus mengaitkan perlakuan dunia terhadap murid-murid-Nya dengan perlakuan yang diterima-Nya? Bagaimana kita harus menanggapi kebenaran ini?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi