Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 27

Baca Mazmur 26

Ada kutipan yang berkata, “Orang Kristen bukanlah orang yang sempurna, melainkan orang yang telah diampuni.” Memang, tidak ada orang yang sempurna, tetapi kita lebih dari sekadar diampuni. Ketika Allah mengampuni dan membenarkan kita, Dia memberikan Roh Kudus-Nya. Roh Allah pun mengerjakan karya pengudusan. Kita dibarui dari hari ke hari (2 Korintus 4:16) dan dijadikan-Nya serupa dengan Yesus (Roma 8:29). Kita sudah diubahkan, walaupun masih menanti kesempurnaan yang akan datang.

Allah telah menjanjikan hidup kekal bagi mereka yang percaya pada karya keselamatan Tuhan Yesus. Allah pasti setia memegang janji-Nya.

Dalam Mazmur 25, Daud berdoa agar Allah mengawalnya sebab ia telah hidup dalam ketulusan dan kejujuran (ay.21). Ini bukan berarti ia tanpa dosa (bdk. ay.18), tetapi artinya ia selalu berusaha hidup dalam ketaatan. Ia meneruskan tema itu dalam Mazmur 26. Hidup Daud terbuka di hadapan Allah, hati nuraninya bersih karena “kepada Tuhan aku percaya dengan tidak ragu-ragu” (ay.1). Pernyataan Daud juga patut menjadi gaya hidup setiap orang Kristen, karena kita dipanggil untuk hidup “tidak bercela” (cth. Filipi 2:14-15) dan percaya penuh kepada Allah.

Dalam Mazmur 1, Allah memberkati orang benar yang tidak “duduk dalam kumpulan pencemooh” (ay.1). Seperti itulah Daud, sesuai penuturannya dalam Mazmur 26, “Dengan orang fasik aku tidak duduk” (ay.5). Artinya, Daud tidak melibatkan diri dalam tindakan berdosa.

Ketaatan Daud bukan sekadar mematuhi hukum Taurat secara lahiriah. Ketaatannya timbul dari hati yang mengasihi Allah. Ia tahu bahwa Allah mengasihinya (ay.3), dan ia cinta pada hadirat Allahnya (ay.8). Daud yakin akan keselamatannya karena Allah itu setia (ay.3).

Kita pun memiliki keyakinan yang sama. Allah telah menjanjikan hidup kekal bagi mereka yang percaya pada karya keselamatan Tuhan Yesus. Allah pasti setia memegang janji-Nya. Seperti Daud, kita yang hidup dengan nurani yang bersih dapat yakin bahwa Allah akan memberi upah atas kesetiaan kita (lihat 2 Timotius 4:7-8).

Daud menyatakan bahwa ia “telah hidup dalam ketulusan” dan percaya kepada Tuhan “dengan tidak ragu-ragu” (Mazmur 26:1). Namun, kita tahu bahwa ia masih jatuh dalam dosa, bahkan terkadang begitu dalam. Mazmur 26 mengingatkan kita kepada Sang Raja agung, yang walaupun dicobai dalam segala hal, tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15). Hanya Tuhan Yesus yang dapat menggenapi perkataan Daud ini dengan sempurna.


Renungkan:

Ketika merenungkan mazmur ini, mintalah kepada Tuhan, “Selidikilah batinku dan hatiku” (Mazmur 26:2). Apa yang perlu Anda lakukan untuk dapat hidup di hadapan Tuhan dengan hati nurani yang bersih?

“Tuhan, aku cinta pada rumah kediaman-Mu” (ay.8). Paulus mengajarkan bahwa gereja, umat Allah, adalah rumah-Nya (1 Korintus 3:16). Lewat mazmur Daud ini, bagaimana kita menghargai kemuliaan gereja-Nya? Adakah teguran tentang sikap Anda terhadap gereja selama ini?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi