Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 37

Baca Mazmur 36

Karl Marx, filsuf yang tulisan-tulisannya membangkitkan paham komunisme, pernah menulis bahwa agama adalah candu masyarakat. Menurutnya, orang-orang memakai agama sebagai obat untuk melarikan diri dari realita hidup, karena agama memberi khayalan bahwa mereka kelak pergi ke suatu tempat yang disebut surga.

Banyak orang merasa dirinya baik dan perbuatan baik itu akan menyelamatkan mereka pada Hari Penghakiman—bila hari itu memang ada.

Marx salah. Czeslaw Milosz, seorang penyair dan pemenang Nobel asal Polandia, pernah hidup di bawah rezim Nazi dan Komunisme yang berpaham ateis. Ia mengatakan bahwa candu masyarakat yang sesungguhnya adalah kepercayaan bahwa tidak ada apa pun setelah kematian. Masyarakat bertindak bodoh dengan pura-pura menganggap bahwa Allah tidak akan menghakimi mereka atas segala pengkhianatan, keserakahan, sikap pengecut, dan pembunuhan yang mereka lakukan. Dalam Mazmur 36, Daud menyatakan hal yang sama.

Mazmur ini diawali dengan realita tentang dosa. Daud menyadari bahwa akar segala dosa adalah hati yang tidak takut kepada Allah (ay.2), tak mau mengakui kebenaran bahwa Allah akan menghakimi manusia. Kata-kata serupa juga digunakan Paulus untuk memaparkan dosa manusia dalam Roma 1–3. Paulus menunjukkan betapa setiap manusia telah berdosa sehingga semuanya membutuhkan keselamatan yang hanya dapat diperoleh dalam Yesus. Paulus menutup dengan mengutip Mazmur 36:2, “Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu” (Roma 3:18).

Selanjutnya, Daud mengatakan bahwa manusia bukan hanya tidak takut kepada Allah, tetapi juga menipu diri dengan menganggap dirinya orang baik (Mazmur 36:3). Hingga kini pun tetap sama. Banyak orang merasa dirinya baik dan perbuatan baik itu akan menyelamatkan mereka pada Hari Penghakiman—bila hari itu memang ada. Seperti kata Daud, “Perkataan dari mulutnya ialah kejahatan dan tipu daya” (ay.4).

Dalam Roma 3, Paulus beralih dari “kabar buruk” tentang dosa manusia kepada “kabar baik” tentang kasih Allah yang mengutus Yesus untuk menebus dosa kita. Mazmur 36 memiliki pola yang sama. Bagian selanjutnya dari mazmur ini berisi puji-pujian tentang kasih dan kebenaran Allah yang “sampai ke langit” (ay.6). Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk memberi kita hidup yang berkelimpahan (Yohanes 10:10), seperti yang dikatakan Daud, “minum dari sungai kesenangan-Mu” (Mazmur 36:9). Dalam suratnya kepada jemaat Roma, Paulus menyebutkan sebagian dari “kesenangan” itu: perdamaian dengan Allah; kasih Allah yang dicurahkan dalam hati kita; pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah; dan kita melebihi orang-orang yang menang (5:1,5; 8:15-16,37).

Mazmur 36 mengajak kita bergirang dalam kelimpahan yang kita miliki dalam Yesus dan mendoakan orang-orang di sekitar kita yang tidak takut akan Allah.


Renungkan:

Mengapa banyak gereja jarang mengajarkan tema “takut akan Allah,” padahal Alkitab sangat sering membicarakannya? Apa saja akibatnya bila kita tidak memahami konsep takut akan Allah?

Saat bersukacita dalam kasih dan keadilan Allah, mengapa Daud tiba-tiba mengatakan bahwa Allah menyelamatkan “manusia dan hewan” (Mazmur 36:7)? Hari ini, jadikanlah Mazmur 36:11 sebagai doa bagi Anda sendiri dan juga orang lain.

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi