Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 19

Baca Mazmur 19

Penulis Kristen, C. S. Lewis, pernah menulis, “Bagi saya, Mazmur 19 adalah sajak terindah dalam Kitab Mazmur dan salah satu lirik terhebat di dunia.”5 Mazmur ini ibarat simfoni tiga babak berisi puji-pujian atas firman Allah.

Bahayanya, kita pun bisa tuli terhadap suara Tuhan yang mulia, yang dikumandangkan lewat ciptaan-Nya setiap hari.

Pada “babak” pertama, ada suara Allah yang tak terdengar (ay.2-7). Langit menceritakan, memberitakan, dan meneruskan pengetahuan ilahi. Jadi, ketika Daud mengatakan, “tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar” (ay.4), maksudnya adalah meskipun suara ciptaan tidak terdengar oleh telinga manusia, pesannya tetap terdengar dengan jelas: Allah masih berbicara lewat karya ciptaan-Nya. Itulah sebabnya, kata Paulus, tak seorang pun bisa berdalih untuk tidak memuliakan Dia (Roma 1:18-20). Bahayanya, kita pun bisa tuli terhadap suara Tuhan yang mulia, yang dikumandangkan lewat ciptaan-Nya setiap hari.

Dalam Mazmur 19:8-11, Daud bersukacita atas suara Allah dalam firman-Nya. Kedua suara itu—ciptaan dan Kitab Suci—melantunkan nyanyian yang sama, yaitu kemuliaan Allah. Ciptaan menyingkapkan kemuliaan Allah dan Kitab Suci memberikan detail yang lebih rinci. Meski Daud berbicara tentang Hukum Musa (ay.8), mazmurnya berlaku atas seluruh Kitab Suci. Ia mengungkapkan bahwa Alkitab sanggup mengubahkan hidup: firman Tuhan menyegarkan jiwa, memberikan hikmat, menyukakan hati, dan membuat mata bercahaya (ay.8-9). Tak heran bila firman itu lebih berharga daripada emas dan lebih nikmat daripada hidangan paling lezat (ay.11).

Terakhir, Daud menanggapi suara Allah (ay.12-15). Salah satu dampak firman Allah dalam hidup orang benar adalah menginsafkan (menyadarkan) kita akan dosa. Daud memohon ampun kepada Allah atas kesalahan-kesalahan yang tersembunyi maupun dosa-dosa yang disengaja (ay.13-14). Firman Allah menyatakan keberdosaan kita dan perlunya pengudusan. Puncak dari pesan firman Allah ini ialah bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita (Yohanes 1:14). Firman yang hidup ini menyucikan kita dengan kematian-Nya dan memerintah kita dengan kebenaran Injil-Nya. Oleh firman dan Roh-Nya, Allah mengubahkan hidup banyak orang. Dengan membaca dan mematuhi segala firman Allah, “upah yang besar” menanti kita (Mazmur 19:12), bahkan sampai selama-lamanya.

5 C. S. Lewis, Reflections on the Psalms (New York:Harper One, 1958), 73-74, https://reiterations.wordpress.com/2017/07/26/c-s-lewis-on-psalm-19.

Renungkan:

Seberapa dalamkah Anda merenungkan “simfoni ciptaan”? Apakah yang diajarkan ciptaan tentang Allah kita? Apa yang dapat kita perbuat untuk meningkatkan kesadaran kita pada suara Allah yang berbicara lewat ciptaan-Nya?

Bagaimana firman Allah mempengaruhi kehidupan Anda?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi