Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 4

Baca Mazmur 4

Terkadang, sulit rasanya tetap mempercayai Allah saat kehidupan tak berpihak pada kita. Kita bisa tergoda untuk mencari pertolongan dan harapan dari tempat lain. Mazmur 4 memperingatkan agar kita tidak menaruh kepercayaan pada “yang sia-sia” dan “kebohongan” (ay.3; versi FAYH: “berhala-berhala tidak berguna yang penuh dengan kepalsuan”).

Masa-masa sulit menguji iman kita. Orang Kristen mungkin tergoda untuk mengkompromikan kesetiaannya kepada Allah dengan beralih kepada omong kosong seperti astrologi, feng shui, atau ramalan.

Kita tidak tahu peristiwa mana tepatnya dalam kehidupan Daud yang dimaksud dalam Mazmur 4. Hal itu membuat mazmur ini lebih umum sifatnya sehingga mudah diterapkan pada situasi kita masing-masing.

Dari mazmur ini, kita juga tahu bahwa pada satu titik dalam masa pemerintahannya, Raja Daud pernah merasa tertekan. Kepedihan itu disebabkan karena bangsanya berpaling kepada berhala yang sia-sia (ay.3). Daud juga mengungkapkan bahwa orang-orang itu mendambakan berkat (ay.7 BIS); mungkin inilah yang membuat mereka bertindak bodoh dengan beralih kepada dewa kesuburan dari bangsa lain. Sebagai pemimpin yang ditunjuk Allah, Daud memperhatikan kesejahteraan rohani mereka. Seorang raja dihormati ketika rakyatnya menaati Allah dan dicela jika mereka berdosa (ay.3). Ketika Daud berdoa, Allah mendengarnya (ay.4); sebagai raja yang diurapi, Daud menegur rakyat atas dosa mereka dan memperingatkan mereka untuk bertobat.

Namun, tidak semua orang membangkang. Dalam Mazmur 1 ada orang benar yang percaya kepada Allah. Di sini, Daud meminta umatnya untuk memperhatikan dan memeriksa diri mereka sendiri (4:5; versi BIS: “Renungkanlah sambil berdiam diri”) serta mempersembahkan korban yang benar (ay.6).

Bila umat Allah menyelidiki hati mereka masing-masing, melihat dalamnya dosa mereka, dan berbalik kepada-Nya, niscaya dengan murah hati Dia akan memberikan hal-hal baik yang mereka dambakan (ay.5-8). Umat menggemakan kembali ucapan berkat Harun yang terkenal, “Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia” (Bilangan 6:25). Allah akan berkenan memenuhi hati dan kehidupan mereka dengan sukacita dan kelimpahan jika mereka mempersembahkan korban yang benar dan percaya kepada Tuhan (Mazmur 4:6).

Masa-masa sulit menguji iman kita. Orang Kristen mungkin tergoda untuk mengkompromikan kesetiaannya kepada Allah dengan beralih kepada omong kosong seperti astrologi, feng shui, atau ramalan. Sebagian lain mungkin menaruh pengharapan kepada ilah palsu seperti uang (lihat Matius 6:24). Ini adalah penyembahan berhala. Sikap yang tepat ialah “[mempersembahkan] korban yang benar” (Mazmur 4:6), yaitu persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (Roma 12:1-2). Seperti kesaksian hidup Daud dan banyak umat Allah, itulah jalan sejati menuju sukacita dan kedamaian di tengah masa sulit.


Renungkan:

Dalam hidup ini, ada waktunya untuk “[merenung] sambil berdiam diri” (Mazmur 4:5 BIS). Apa tujuan dan manfaat dari refleksi diri seperti ini?

Dua kali Daud berbicara tentang tidur yang tenteram (Mazmur 3:6; 4:9). Menurut mazmur-mazmur ini, apa resep untuk dapat tidur nyenyak?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi