Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 36

Baca Mazmur 35

Terkadang, masalah-masalah kita tampak tiada habisnya. Mungkin ada anggota keluarga, tetangga, atau rekan kerja yang menyulitkan hidup Anda, walaupun Anda telah bersikap baik kepada mereka.

Saat menderita karena ketidakadilan, kita pantas merasa terluka dan marah, tetapi jangan pernah berhenti percaya dan memuji Allah, karena Dia pasti menghukum orang yang bersalah dan membela orang yang benar.

Daud pun pernah mengalaminya. Saul mengejar Daud tanpa henti selama kira-kira 7 sampai 8 tahun untuk membunuhnya, padahal Daud tak pernah melakukan kejahatan apa pun kepada Saul. Ia justru selalu setia kepada raja yang jahat ini. Namun, Saul dan orang-orangnya membalas kebaikan Daud dengan merancang kecelakaannya (Mazmur 35:4).

Mazmur 35 dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian (ay.1-10, 11-18, 19-28). Bagian pertama berisi permohonan Daud agar Allah turun tangan menyelamatkannya. Ia meminta keadilan—memberikan kepada setiap orang apa yang patut baginya. Orang yang tak bersalah layak dibebaskan. Orang yang bersalah layak dihukum. Contohnya, tentang mereka yang hendak mencelakakannya, Daud berdoa, “Jerat yang dipasangnya, biarlah menangkap dia sendiri, biarlah ia jatuh dan musnah” (ay.8). Daud mengerti hakikat keadilan dan pembalasan, yakni bahwa Allah sendirilah yang melakukan pembalasan dengan tepat, maka ia mempercayakan keadilan kepada-Nya (ay.23).

Bagian kedua berisi keluh kesah yang memilukan (ay.11-18). Orang-orang yang membenci Daud dan berbalik darinya justru adalah mereka yang dianggapnya sebagai teman. Selama ini ia telah mengasihi dan mempedulikan mereka. “Ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung” (ay.13). Namun, mereka justru memfitnahnya dan menertawakan kesulitannya (ay.15,19,24,26).

Dalam bagian ketiga, Daud berpaling kepada Allah meminta penghakiman (ay.24). Ia memohon agar Allah mempermalukan orang-orang yang telah memperlakukannya dengan kejam (ay.26). Kemarahan Daud terasa dalam mazmur ini. Memang menyakitkan bila seseorang yang kita perlakukan dengan baik malah membalasnya dengan kejahatan. Ini adalah kemarahan yang benar dan sesuai dengan isi hati Allah. Yesus juga menunjukkan kemarahan serupa atas kejahatan para pemimpin agama yang melawan-Nya walaupun Dia melakukan kebenaran (cth. Markus 3:1-5).

Namun, perlu kita perhatikan bagaimana masing-masing bagian tersebut berakhir dengan perkataan, “Tetapi aku bersorak-sorak karena Tuhan” (Mazmur 35:9); “Aku mau menyanyikan syukur kepada-Mu dalam jemaah yang besar” (ay.18); “Lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari” (ay.28). Saat menderita karena ketidakadilan, kita pantas merasa terluka dan marah, tetapi jangan pernah berhenti percaya dan memuji Allah, karena Dia pasti menghukum orang yang bersalah dan membela orang yang benar.


Renungkan:

Pernahkah Anda mengalami pergumulan yang Daud gambarkan di mazmur ini? Bagaimana Anda membalas perlakuan tidak adil? Menurut mazmur ini, bagaimana sikap yang tepat dalam menghadapi ketidakadilan?

Orang Kristen percaya adanya penghakiman terakhir. Berpegang pada keyakinan itu, bagaimana kita dapat menerapkan Mazmur 34?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi