Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 44

Baca Mazmur 44

Lirik sebuah kidung populer berbunyi, “Percayalah dan pegang sabda-Nya, hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia” (NKB 116). Lagu ini mengajarkan bahwa percaya dan taat mendatangkan kebahagiaan. Namun, adakalanya kita percaya dan taat, tetapi masalah datang merampas sukacita kita. Pada saat seperti itu, mungkin kita bertanya-tanya: Apa maksud Allah dalam hidupku?

Mungkin kita tak tahu semua jawaban atas segala persoalan, tetapi kita dapat mempercayai Bapa yang “turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”

Dalam Mazmur 44, umat Allah menyerukan hal serupa kepada-Nya. Mazmur ini dapat dibagi tiga. Di ayat 2-9, bani Korah yang menulis ini mengenang kesetiaan Allah di masa lampau. Allah menyelamatkan Israel dari Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian (ay.3). Dia sendiri telah memberikan kemenangan dengan kuasa-Nya yang dahsyat (ay.4,6-8). Mengapa Dia begitu baik kepada Israel? “Sebab Engkau berkenan kepada mereka” (ay.4). Dia menjanjikan bahwa selama mereka tetap setia pada perjanjian-Nya, Allah akan terus menghalau musuh-musuh mereka dan mencurahkan berkat-Nya (lihat Ulangan 28).

“Namun . . . Engkau tidak maju bersama-sama dengan bala tentara kami”(Mazmur 44:10). Umat Allah merasa bingung. Allah menjanjikan berkat sebagai upah ketaatan. Mereka setia kepada perjanjian-Nya, tetapi tampaknya Dia membiarkan musuh-musuh mereka menang (ay.11). Peristiwa apa yang dimaksud? Mungkin ketika Asyur menyerbu Israel pada masa pemerintahan Hizkia yang saleh (2 Raja-Raja 18–19), atau ketika Moab dan Amon menyerang Yosafat yang setia (2 Tawarikh 20). Pada dua kesempatan itu, Israel sedang mengalami kebangunan rohani, tetapi justru dilanda “hari kesesakan” (2 Raja-Raja 19:3).

Pada bagian akhir Mazmur 44 (ay.24-27), Israel berseru agar Allah “bangun.” Suatu kali, ketika murid-murid Yesus berada di dalam perahu di tengah badai yang menakutkan, mereka berseru membangunkan Yesus yang sedang tidur, “Tuhan, tolonglah!” (Matius 8:25). Di sini, umat Israel juga memanggil Allah untuk bangun (Mazmur 44:24).

Ada masa-masa dalam hidup ini ketika jalan-jalan Allah tampak membingungkan. Namun, kita mengetahui kuasa Allah lebih daripada Israel, bagaimana Dia telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita melalui pengorbanan Anak-Nya (Roma 5:8). Mungkin kita tak tahu semua jawaban atas segala persoalan, tetapi kita dapat mempercayai Bapa yang “turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”(Roma 8:28).


Renungkan:

Bacalah Roma 8:36. Dalam menggambarkan kesukaran yang kita hadapi, Paulus mengutip Mazmur 44:23. Bagaimana Roma 8 memberi jawaban yang lebih lengkap atas pertanyaan-pertanyaan dalam Mazmur 44?

Landasan pengharapan Israel kepada Allah adalah sejarah penyelamatan yang pernah Dia kerjakan. Sebagai individu maupun bersama jemaat Allah, bagaimana kita dapat selalu mengingat “perbuatan yang telah Kaulakukan . . . pada zaman purbakala” (Mazmur 44:2)?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi