Mazmur 1 – 50
oleh Mike RaiterYesus pernah menyampaikan perumpamaan tentang seorang petani kaya yang diberkati Allah dengan panen berlimpah. Ia terus menimbun sisa panennya agar kelak bisa bersantai dan memanjakan diri. Namun, “firman Allah kepadanya: ‘Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu’” (Lukas 12:20). Ia bodoh karena tidak takut akan Allah dan penghakiman yang akan datang, juga tidak membagikan kekayaannya untuk orang yang kekurangan (bandingkan ay.33).
Orang bodoh serupa ada dalam Mazmur 14. Kebodohan yang dibicarakan dalam Alkitab bukan hanya soal intelektual, tetapi juga tingkah laku. Kebodohan tampak lewat pemikiran dan cara hidup kita. Menurut Daud, perbuatan orang-orang bodoh atau bebal itu “busuk dan jijik” (ay.1). Seperti dalam banyak mazmur lainnya, ia berbicara tentang orang fasik di Israel yang menindas umat Allah. Mereka “memakan habis umat-Ku seperti memakan roti . . . mengolok-olok maksud orang yang tertindas, tetapi Tuhan adalah tempat perlindungannya” (ay.4,6, penekanan ditambahkan).
Jadi, nyata bahwa hati yang bodoh tampak lewat perbuatan yang jahat. Orang bodoh berkata, “Tidak ada Allah” (ay.1). Hal ini bukan berarti bahwa orang bodoh itu ateis. Mereka percaya kepada Allah, tetapi hidup seolah Allah tidak ada.
Ironisnya, orang-orang seperti ini ada di dalam gereja. Mereka mengucapkan pengakuan iman dan menyanyikan lagu puji-pujian, tetapi dalam keseharian, mereka hidup layaknya ateis. Tak pernah mereka memikirkan bahwa Allah “memandang ke bawah dari sorga” (ay.2) dan kelak akan menghakimi manusia. Oleh sebab itu mereka hidup sesuka hati.
Namun, ada pula orang yang berseru kepada Tuhan dan meminta perlindungan dari-Nya. “Allah menyertai angkatan yang benar” (ay.5) dan akan membebaskan mereka. Mazmur ini berakhir dengan pernyataan Daud menantikan tibanya hari itu, dari Sion, akan ada “keselamatan bagi Israel” (ay.7). Daud sudah wafat sebelum hari itu datang, tetapi kita telah melihatnya. Tak pernah terbayang oleh Daud cara Allah membawa keselamatan bagi seluruh dunia melalui keturunannya sendiri, yaitu Tuhan Yesus.
Paulus mengutip Mazmur 14:1-3 dalam Roma 3 untuk menunjukkan bahwa “semua orang telah menyeleweng” (Roma 3:11-12). Ia kemudian mengingatkan bahwa Allah sudah memberikan keselamatan lewat kematian Yesus yang membawa penebusan. Dengan keselamatan ini—yang bahkan melebihi harapan Daud—Tuhan telah menghancurkan semua musuh kita dan memberi pemulihan kekal dan sukacita tak terkatakan bagi umat-Nya (Mazmur 14:7).
Tentang manusia, Paulus berkata, “Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh” (Roma 1:22). Apa saja bukti kebodohan yang ia paparkan (ay.23-32)? Kesamaan apa yang Anda temukan antara tulisan Paulus itu dan Mazmur 14?
“Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Mazmur 14:3). Realitanya, kita tahu ada orang baik yang bukan Kristen, ada pula orang jahat yang bisa berbuat baik. Lantas, menurut Anda, apa yang dimaksud Daud (dan Paulus dalam Roma 3)?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)