Mazmur 1 – 50
oleh Mike Raiter“Mata ganti mata” (Keluaran 21:24) adalah prinsip keadilan dalam Alkitab. Dengan kata lain, hukuman harus setimpal dengan kejahatan. Sayangnya, di dunia yang berdosa ini, sering kali orang yang tak bersalah dihukum, sementara yang bersalah justru lolos atau mendapat ganjaran terlalu lunak. Dalam kehidupan seperti ini, orang Kristen berseru kepada Sang Hakim segenap bumi, “Ganjarilah mereka menurut perbuatan mereka” (Mazmur 28:4).
Tidak diketahui dengan pasti peristiwa mana yang menjadi latar belakang Mazmur 28, tetapi kata-katanya cocok dengan kisah pembunuhan Abner oleh Yoab, panglima tentara Daud. Abner adalah pendukung Saul yang memimpin pengejaran terhadap Daud. Setelah Saul mati, pecah perang antara Daud dan anak Saul, Isyboset. Dalam pertempuran itu, Abner terpaksa membunuh Asael, adik Yoab (2 Samuel 2:18-28). Kemudian, Abner berdamai dengan Daud. Namun, Yoab ingin membalas dendam atas kematian adiknya, sehingga dengan licik ia membunuh Abner (3:27).
Kejadian tragis ini terasa dalam Mazmur 28. Daud bermazmur tentang orang fasik yang “ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan” (ay.3).
Inilah yang Yoab lakukan ketika ia mengundang Abner ke suatu tempat untuk berunding secara rahasia, tetapi sebenarnya ia merencanakan pembunuhan (2 Samuel 3:27). Daud pun menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah atas darah Abner, dan Yoab serta seluruh keluarganya akan menanggung akibat kejahatan mereka (ay.28-29). Dalam Mazmur ini, Daud berdoa, “Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik . . . ganjarilah mereka setimpal dengan perbuatan tangan mereka” (Mazmur 28:3-4).
Mengapa orang fasik berbuat jahat? Jawaban Daud ialah “karena mereka tidak mengindahkan pekerjaan Tuhan” (ay.5). Ketika kita melupakan penghakiman Allah, kita tidak lagi takut kepada-Nya dan mudah tergoda untuk berbuat jahat. Sewaktu kita lupa betapa Allah mengasihi kita, maka kita mulai lalai mengasihi. Oleh sebab itulah Yesus mengajarkan, “Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata . . . Tetapi Aku berkata kepadamu . . . siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5:38-39). Sambil meminta keadilan dari Allah, kita—orang-orang berdosa yang telah diampuni—harus senantiasa mengusahakan damai, kasih, dan kemurahan hati dalam setiap relasi yang kita jalani.
Apakah “pekerjaan Tuhan” yang harus kita indahkan (Mazmur 28:5)? Dengan merenungkan perbuatan Allah itu, apa dampaknya bagi cara hidup kita?
Dalam Mazmur 28, seruan permohonan (ay.2, “aku berteriak kepada-Mu minta tolong”) beralih menjadi ucapan syukur (ay.6, “Ia telah mendengar suara permohonanku”). Apa yang membuat Daud yakin bahwa Allah telah mendengarkannya?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)