Mazmur 1 – 50
oleh Mike RaiterSuatu kali, seorang wanita bercerita bahwa hidupnya pernah terasa bagai neraka beberapa tahun lamanya akibat dikhianati seorang kekasih. Memang, dusta merupakan salah satu hal yang paling menyakitkan dan menyebabkan luka emosional. Kitab Mazmur merefleksikan dan mengutarakan kepedihan tersebut. Ada 47 mazmur ratapan—kelompok ini merupakan jumlah terbanyak—dan belum termasuk kategori mazmur lain yang juga mengandung ratapan.
Daud tahu sakitnya menjadi korban kefasikan. Dalam ratapannya, ia berseru kepada Allah dan menanti pertolongan-Nya dengan penuh harap (Mazmur 5:3-4). Daud yakin bahwa Allah akan mendengarnya sebab Dia membenci semua orang yang melakukan kejahatan, yang berkata bohong dan jijik, penumpah darah dan penipu (ay.6-7). Kita sering mendengar bahwa Allah membenci dosa tetapi mengasihi pelakunya. Namun, tidak sesederhana itu. Tentu saja kita mengakui “begitu besar kasih Allah akan dunia ini” (Yohanes 3:16), tetapi Allah tidak memisahkan orang dari perilakunya. Allah menuntut tanggung jawab setiap orang atas kejahatannya masing-masing.
Tak seperti orang fasik, Daud bisa memasuki hadirat Allah. Namun, ia mengakui bahwa hak istimewa ini bukan didapat dengan perbuatan baik melainkan karena kasih setia Allah yang besar (Mazmur 5:8).
Daud tahu sakitnya menjadi korban kejahatan orang yang “kerongkongan-[nya] seperti kubur ternganga”; dan dusta membawa kematian, bukan kehidupan (ay.10). Ia meminta Allah untuk membiarkan mereka “menanggung kesalahan mereka” (ay.11). Rasul Paulus mengutip Mazmur 5:10 dalam Roma 3:13 ketika ia menunjukkan bahwa “seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah” (ay.19). Lebih dari itu, Paulus juga menggambarkan bagaimana Yesus telah menjadi pendamaian bagi dosa sehingga dengan iman, mereka yang semula jahat dapat dibenarkan dan diperhitungkan di antara orang-orang benar (ay.21-26).
Seperti Mazmur 3:9 dan 4:8-9, Mazmur 5 pun ditutup dengan penegasan Daud bahwa orang benar akan selalu diberkati oleh Allah dan hidup dalam perlindungan-Nya (5:12-13). Kebenaran ini begitu luar biasa hingga mereka akan bersorak-sorai (ay.12).
Wanita yang saya sebut di atas meratapi dirinya sebagai korban kejahatan dan pengkhianatan. Sakit hati telah memahitkan dan menyengsarakan hidupnya. Seharusnya ia mempercayai Allah yang sanggup memulihkan. Barangsiapa mengasihi dan mempercayai Allah, seperti Daud, mungkin masih merasakan kepedihan, tetapi mereka yakin bahwa pada akhirnya Allah akan mendengar doa-doa mereka, menegakkan keadilan, dan mengubah tangisan mereka menjadi sorak-sorai.
Yesus berkata, “Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum” (Matius 12:37). Mengapa Allah begitu serius menyikapi perkataan kita?
Mazmur 5 adalah seruan pada waktu pagi (ay.4). Lewat fakta ini, apa yang kita pelajari tentang kehidupan doa umat Allah?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)