Mazmur 1 – 50
oleh Mike RaiterNatal dan Paskah adalah hari raya utama bagi orang Kristen, ketika kita memperingati tiga peristiwa besar dalam kehidupan Tuhan Yesus: kelahiran, kematian, dan kebangkitan-Nya. Namun, gereja jarang sekali membahas tentang kenaikan Yesus, padahal kenaikan-Nya ke sebelah kanan Allah Bapa, tempat Dia memerintah segala bangsa, merupakan peristiwa besar dan berdampak pada seluruh dunia. Mazmur 47 merayakan kenaikan Sang Raja Besar, Tuhan Allah.
Pasal 47 melanjutkan tema kemenangan dari Mazmur 46 yang berbicara tentang bagaimana Tuhan membungkam prahara bangsa-bangsa. Di sini, Allah dipuji karena telah “menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita” (47:4). Ada kemungkinan mazmur ini dibuat setelah suatu kemenangan besar. Bisa dibayangkan bagaimana bangsa Israel menyanyikan lagu ini ketika Daud membawa tabut perjanjian ke Yerusalem setelah mengalahkan musuh-musuhnya (2 Samuel 6).
Struktur Mazmur 47 ini berbentuk simetris dengan ayat 6 sebagai pusatnya. Kenaikan Allah (ay.6) berada di tengah, diapit oleh panggilan untuk memuji Dia (ay.2-5,7-10).
Pemazmur mengajak bangsa-bangsa, “Elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai” (ay.2). Pada sastra kuno, pengulangan dipakai untuk menekankan sesuatu yang penting. Lima kali dalam sembilan ayat mazmur ini berisi panggilan kepada segala bangsa untuk memuji Allah. Yang mengherankan, bangsa-bangsa yang kalah pun diajak memuji Allah. Seharusnya kekalahan mereka menimbulkan ketakutan, bukan sukacita. Namun, mereka dapat bersukacita karena Allah Abraham (ay.10) juga menjanjikan bahwa semua bangsa di bumi akan diberkati (Kejadian 12:2-3). Dari takhta-Nya yang tinggi, Allah akan melimpahkan berkat kepada bangsa-bangsa.
Pada bagian tengah mazmur tersebut, dikatakan bahwa Allah naik ke takhta-Nya (ay.6). Saat ini, pemerintahan Allah dan Anak-Nya tersembunyi dari sebagian besar orang. Namun, suatu hari nanti, tirai itu disingkapkan dan kita semua akan melihat bagaimana Dia memerintah atas bangsa-bangsa dan sangat dimuliakan (ay.9-10). Bila kita sedang resah karena persoalan dunia ini ataupun karena pergumulan pribadi, melalui lima panggilan dalam Mazmur 47, kita diingatkan untuk memuji Allah yang “bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus” (ay.9).
Menurut Anda, mengapa orang Kristen tidak terlalu memperhatikan kenaikan Yesus? Mengapa peristiwa tersebut penting bagi kita?
Menurut Anda, mengapa Mazmur 47 menggambarkan umat Allah sebagai “kebanggaan Yakub yang dikasihi-Nya” (ay.5)?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)